jualan

jualan

SELAMAT DATANG DI BLOGGER MATERIAL & E-BOOK

Selamat datang rekan-rekan blogger dan pemerhati bidang material dan logam.
Website ini berisi semua hal yang berhubungan dengan material dan logam. Saya menyediakan informasi E-book khusus material dan logam yang cocok bagi para mahasiswa, dosen,peneliti dan pemerhati.

Khususnya rekan-rekan yang bekerja di Industri, riset dan development yang berhubungan dengan produk logam dan manufaktur serta korosi jika ada troubleshooting atau masalahteknis "Jangan segan-segan" untuk kontak saya.


Mohon melalui kontak e-mail saja, Insya Allah akan direspons

Dr. Eng. Gadang Priyotomo, ST, M.Si.
(Peneliti Material & Korosi)
Puslit Metalurgi dan Material (P2M2) -LIPI
Kawasan PUSPIPTEK Gd.474 Serpong Tangerang Selatan Banten Indonesia
HP. 0858-8863-6002
Pin. BB : 7ED20F5E

E-mail : gadangp@gmail.com atau onlinemtrl@gmail.com


Minggu, 23 November 2008

Tunjangan Peneliti diusulkan naik secara signifikan

Insentif Penelitian

Tunjangan Professor Riset diusulkan naik 10 kali lipat

Sumber : Kompas, Sabtu, 22 November 2008 hal 14


Tunjangan peneliti berdasarkan usulan yang diajukan kepala lembaga Ilmu pengentahuan Indonesia kepada Menteri keuangan naik 10 kali lipat. Untuk peneliti pertama dari Rp.350.000,- akan naik menjadi Rp.5 juta. Adapun peneliti muda dan madya masing-masing menjadi Rp.8,5 juta dan Rp.12 juta. Peneliti utama atau professor riset dari semula Rp 1,4 juta diusulkan naik menjadi Rp.14 juta atau naik 10 kali lipat


Dijelaskan wakil kepala LIPI Lukman Hakim ,Jumat (21/11), kenaikan tunjangan peneliti ini diajukan berdasarkan peraturan presiden Nomor 30 Tahun 2007 yang mulai berlaku per 1 janauari 2009.


Ditegaskan Presiden

Kepedulian pemerintah pada kesehjateraan peneliti, ujar Menteri Negara Riset dan Teknoilogi Kusmayanto Kadiman, dikemukakan presiden RI pada Hari Kebangkitan teknologi nasional Agustus lalu di istana Negara. Ketka itu presiden mengatakan telah memerintahkan , Menkeu , Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Menteri Negara Riset dan Teknologi, serta menteri Pendidikan Nasional untuk merealisasikannya. Selain itu, pada pidato di Sidang Paripurna DPR, JUmat (15/8), Presiden juga menyebutkan pentingnya menaikan kesehjateraan peneliti.


Lukman mengatakan, pada tahun 1983 tunjangan Ahli Peneliti Utama (APU) sebesar Rp.900.000,- dua kali lipat tunjangan pejabat eselon I. Namun kini, tunjangan APU hanya naik jadi Rp.1,4 juta, sedangkan eselon I telah menjadi Rp.5,5 juta. Kondisi ini mendorong penelti menjalani pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan tidak sedikit yang keluar atau bekerja di perusahaan swasta.


Dorongan peneliti untuk bekerja di luar negeri juga kian besar, terutama di Malaysia dan Singapura, yang menjanjikan fasilitas riset dan gaji yang besar. Di Malaysia, tunjangan peneliti pertama senilai Rp.8 juta per bulan. Di Pakistan, Gaji peneliti beberapa kali lipat gaji menteri.(YUN)


Tanggapan :


Artikel di atas memberikan angin segar dan harapan bagi para peneliti untuk pemerintah di Indonesia. Selama ini, tunjangan peneliti memang belum bisa memenuhi secara “minimum basic need” untuk keluarga sehingga bukan “rahasia umum” lagi kalau peneliti – peneliti sebagai kaum intelektual dan garda depan untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan Indonesia terpaksa harus berkutat untuk bekerja sampingan. Saya mengerti sekali kondisi ini karena saya juga peneliti. Saya merasakan bahwa penelti adalah jabatan “profesi” yang bekerja secara professional sesuai keilmuan dan kepakaran masing-masing seperti jabatan Dokter, pengacara, hakim, suster, dan sebagainya. Disatu sisi para peneliti harus mengedepankan profesionalisme dalam bekerja, namun disisi lain kebutuhan dasar mereka juga harus diperhatikan dan dipenuhi sesuai tingkat jabatan peneliti.


Namun tidak semua peneliti bernasib seperti itu, ada juga peneliti yang bisa mengembangkan hasil penelitian dan dapat diterima oleh pangsa pasar atau kerjasama dengan pihak luar negeri sehingga mereka mendapatkan konpensasi. Memang kita menyadari bahwa anggaran untuk riset sangat kecil dibandingkan negara-negara tetangga kita. Sehingga jangan heran bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan riset jauh-jauh tertingga dengan Negara asia seperti Malaysia, Pakistan, India dan sebagainya.


Coba anda bayangkan, jika anda sebagai peneliti yang sedang bekerja di suatu laboratorium harus “direcokin” dengan kebutuhan dasar hidup. Apalagi biaya pendidikan anak-anaknya semakin mahal, jangan heran kalau ada para peneliti terpaksa harus “menggadaikan Surat Keputusan (SK) Pengangkatan” untuk meminjam uang ke bank atau hidup dengan metode “buka dan tutup lubang” diberbagai tempat demi menyambung hidup. Mereka harus berkerja sampingan untuk menutupi kebutuhan hidup. Kadang mereka bekerja sesuai kepakarannya namun bersifat “swasta” atau diluar kepakarannya.


Mereka hidup didua alam diantara “keprofesionalisme profesi” atau “kebutuhan dasar hidup”. Jarang para professional peneliti terlibat dari unsur korupsi atau plagiat karena telah mempunyai kode etik profesi. Mereka murni bekerja atas dasar keingintahuan dari suatu fenomena disekitar sehingga dapat menciptakan atau juga memberikan solusi pasti masalah-masalah di masyarakat. Maka sangat disayangkan kalau para kaum intelektual ini yang berpendidikan S1, S2, S3 atau post doctoral program harus berputar otak bagaimana memenuhi kebutuhan dasar hidup keluarga selain salary utama di kantornya.


That’s the fact of life, my friends…….We must realize it

Minggu, 16 November 2008

Seminar GRATIS bidang Material Metalurgi di P2M-LIPI

Tema Seminar
“Penguatan Riset Material Metalurgi Menuju Kemandirian Teknologi”
Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dalam bentuk mineral. Sumber daya mineral ini merupakan bahan baku yang penting baik secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai macam industri seperti manufaktur, transportasi, elektronik dan lain-lain. Hal ini memberikan peluang bagi munculnya berbagai industri dari industri hulu sampai industri hilir. Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa sampai saat ini sebagian besar industri yang terkait bidang material dan metalurgi di Indonesia masih memiliki ketergantungan teknologi dari pihak asing.

Mengupayakan kemandirian teknologi bagi industri nasional merupakan tugas berat yang harus diemban bersama oleh departemen teknis terkait, perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan juga pihak swasta. Dengan latar belakang di atas, sudah selayaknyalah bagi para peneliti di bidang material dan metalurgi untuk mengambil bagian dalam tugas berat ini dengan menitikberatkan penelitianya ke arah penguasaan teknologi yang terkait dengan industri material metalurgi dari hulu sampai hilir.
Seminar Material Metalurgi 2008 merupakan suatu upaya awal dalam rangka peningkatan kompetensi para peneliti dan mensinergiskannya dengan kebutuhan-kebutuhan industri yang up to date. Seminar Material Metalurgi dihadiri oleh para peneliti dan praktisi dari berbagai instansi penelitian, perguruan tinggi dan industri.
Rencana Kegiatan
Keynote Speaker
Dr. Ir. Abdul Wahid, M.Sc. (Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi dan Sumber Daya Industri, DEPPERIN)
Prof. Dr. Ir. Johny Wahyuadi S., DEA. (Direktur Politeknik UI, Dosen FT-UI
)
Presentasi Ilmiah
Makalah-makalah yang dipresentasikan diputuskan berdasarkan seleksi terhadap abstrak lengkap (extended abstract) yang masuk. Hasil seleksi akan diberitahukan kepada peserta maksimal satu minggu setelah penyerahan abstrak.

Poster
Makalah yang tidak termasuk dalam daftar makalah yang dipresentasikan akan dipamerkan pada sesi poster.
Diskusi Panel
Pada sesi akhir setelah presentasi ilmiah akan dilakukan diskusi panel berkaitan dengan tema seminar. Acara ini akan menampilkan panelis dari perwakilan Instansi Penelitian, Perguruan Tinggi dan Industri.
Ruang Lingkup Makalah
1. Pengolahan Mineral dan Metalurgi Ekstraksi2. Teknik Produksi dan Rekayasa Material 3. Pengujian dan Karakterisasi Material4. Pemodelan dan Simulasi Material/Metalurgi 5. Analisa Kegagalan Material6. Korosi
Publikasi Ilmiah
Semua makalah yang masuk akan diperiksa oleh editor dan yang memenuhi persyaratan akan diterbitkan di Majalah Metalurgi edisi khusus bulan Pebruari 2009 (Akreditasi No. SK 38/AKRED-LIPI/P2MBI/9/2006). Makalah yang tidak dapat diterbitkan di Majalah Metalurgi akan diterbitkan di Prosiding Seminar.
Pelaksanaan Seminar
Hari/Tanggal: Kamis/18 Desember 2008Waktu: Pkl.08.30 s.d. 16.00Tempat: Graha Widya Bakti DRN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang 15314
Tanggal-Tanggal Penting
5 Desember 2008:Batas akhir pendaftaran dan pemasukan abstrak lengkap (extended abstract)
12 Desember 2008:Batas akhir pemasukan makalah lengkap
Ketentuan-ketentuan
Abstrak Lengkap (Extended Abstract)
Abstrak dibuat dalam ukuran B5 terdiri dari judul, nama dan afiliasi, isi abstrak dan kata kunci.
Semua huruf memakai jenis Times New Roman.
Judul memakai Font 12 Bold
Nama, afiliasi dan alamat, isi dan kata kunci memakai Font 10
Isi menggunakan spasi tunggal, memuat kurang lebih 400 kata
Abstrak harus memuat latar belakang, tujuan penelitian, prosedur percobaan, hasil percobaan, pembahasan, prospek dan tindak lanjut
Sertakan satu buah gambar yang mewakili hasil percobaan
Abstrak dibuat dalam bentuk berkas .doc dan dikirimkan ke alamat e-mail: seminar@metalurgi.lipi.go.id atau diserahkan langsung ke sekretariat
Makalah Lengkap
Makalah ditulis dalam ukuran A4 menggunakan 2 spasi.
Makalah terdiri dari Judul, Nama, Afiliasi Dan Alamat, Abstrak, Kata Kunci, Pendahuluan, Teori Dasar (jika ada), Percobaan, Hasil Percobaan, Pembahasan dan Kesimpulan dan Saran.
Panduan lengkap penulisan makalah dapat diunduh di sini.
Makalah dibuat dalam bentuk berkas .doc dan dikirim ke alamat email seminar@metalurgi.lipi.go.id atau diserahkan langsung ke sekretariat.
Poster
Poster harus dibuat sendiri oleh peserta dalam bentuk hard-copy dan diserahkan ke panitia selambat-lambatnya pada saat sebelum acara seminar dimulai pada tanggal 18 Desember 2008.
Poster dibuat pada kertas ukuran A1 posisi portrait atau enam buah kertas ukuran A4 posisi landscape memuat informasi yang lengkap terhadap isi makalah secara keseluruhan.
Poster terdiri dari Judul, Nama dan Afiliasi, Abstrak, Pendahuluan, Percobaan Hasil Percobaan, Pembahasan, Prospek dan Tindak Lanjut.
Pendaftaran
Peserta pemakalah dan peserta pendengar tidak dipungut biaya atau GRATIS. Pendaftaran dapat dilakukan dengan mengisi FORMULIR PENDAFTARAN atau datang langsung ke sekretariat.
SekretariatPusat Penelitian Metalurgi - LIPIKawasan PUSPIPTEK Gd. 470, Serpong, TangerangTelp. 021-7560911, Fax. 021-7560553Email: seminar@metalurgi.lipi.go.idIndah (021-92374944), Arini (08159456011)

Ayo kurangi budaya plagiat saat menulis karya ilmiah..!!!!

Saya masih teringat saat masih menjadi mahasiswa S1 di suatu perguruan tinggi negeri di Jakarta. Saya mendapatkan tugas kecil untuk menulis karya tulis kecil. Dikarenakan waktu tegat yang terbatas maka saya mencari solusi singkat dan instant dengan cara metode “copy & paste”. Metode ini cukup ampuh dan relative cepat. Ini akan lebih efektif kalau makalah atau sumber menggunakan bahasa Indonesia. Saat makalah atau sumber berbahasa inggris, kita harus menerjemahkan kemudian “paste” secara total ke tulisan kita, begitu mudah bukan???.
Kemudian kalau kita telaah lebih jauh, apakah ini dibenarkan ???, Ya, jawabannya pasti “tidak dibenarkan”. Cara di atas merupakan bagian dari “penjiplakan hak karya intelektual” atau plagiat. Plagiat atau penjiplakan tanpa menyebutkan sumbernya sering terjadi di lingkungan mahasiswa. Ini berdasarkan pengalaman saya lho…!!!
Memang tidak ada sanksi dari para “plagiator”, namun secara etika moral disalahkan. Tiadk dibenarkan kita menjiplak hasil karya orang lain tanpa menyebutkan nama dan sumbernya.
Jika kita ingin menulis karya tulis ilmiah, para mahasiswa/I biasanya membuat tinjauan /review dengan mengambil lebih dari satu sumber karya tulis ilmiah orang lain. Kita harus menempatkan hasil karya tulisan orang lain dalam bentuk “footnote” (catatan kaki) di halaman. “Footnote” diletakkan di bawah “body content” tulisan dengan ukuran huruf lebih kacel dari “body content” tulisan. Umumnya berupa kutipan-kutipan dari sumber. Salah satu lagi rekan-rekan mahasiswa/i yang perlu diingat bahwa setiap kalimat-kalimat yang kita akan pakai walaupun tidak dikutip alias pakai kalimat kita sendiri diharuskan untuk mencantumkan sumbernya di bab “daftar pustaka atau referensi”.
Salah satu manfaat kita mencantumkan sumber-sumber ditulisan kita selain kita tidak dicap sebagai “plagiator” yaitu dapat memperkuat analisa atau pembahasan tulisan saat kita mengungkap data-data yang tersedia.
Jika didalam dunia penelitian, istilah “plagiator” merupakan suatu hal yang tidak baru dan harus selalu diingat serta dipahami oleh setiap peneliti saat menulis hasil karya tulis ilmiah. Di luar negeri khususnya Negara maju (developed country), setiap unsur plagiat akan ditindak tegas, biasanya kalau didunia akademisi (universitas), mahasiswa yang ketahuan melakukan penjiplakan akan langsung di “DO” (Drop Out) tanpa basa basi. Bagaimana dengan didunia pendidikan kita ????. Silah masing-masing menginterpretasikan.
Umumnya nih rekan-rekan mahasiswa/i, saat kita mau menulis skripsi khususnya Bab II (dasar teori) biasanya kebingungan dalam penuangan materi ke laporan. Biasanya kita melihat laporan skripsi pendahulu kita yang hampir sama tema skripsi kita kemudian kita kopi habis-habisan tanpa tersisa alias mirip. Dosen-dosen umumnya hanya geleng-geleng kepala karena kalimat-kalimat di bab dasar teori setiap bimbingan mereka hampir sama.
Mungkin saat mahasiswa masih dimaklumi (tanda kutip), namun jika didunia penelitian baik sebagai dosen atau peneliti sangat-sangat diharamkan untuk melakukan itu”
Ok Guys, thas’s the fact of life, don’t be a follower but the trend setter.

Sekilas bagaimana menulis laporan skripsi yang baik

Saat kita menulis karya tulis ilmiah, permasalahan struktur kalimat yang benar perlu harus diperhatikan oleh kita bersama. Struktur kalimat harus mempunyai tiga komponen dasar yang harus ditulis. Komponen –komponen tersebut yaitu subjek, predikat, dan objek. Kata keterangan (tempat, waktu, cara, dan lain-lain) juga ditambah di belakang objek atau didepan subjek.
Kalimat umumnya dibagi dua jenis yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat secara fakultatif ditambahkan objek –predikat transitif- yang mengungkapkan satu gagasan utama. Kalimat majemuk adalah gabungan kalimat tunggal atau sebuah kalimat tunggal yang salah satuunsur kalimatnya diperluas sehingga membentuk kalimat baru (Rasyid Saruni, Maharani Press,1996).
Sebagai contoh kalimat yang secara struktur kurang pas dan isinya membingungkan pembaca. Saya mengambil kalimat dari kutipan salah satu makalah di buku prosiding seminar.

“ Ketahanan logam Titanium di lingkungan air laut, disebabkan karena logam Titanium mempunyai kemampuan membentuk senyawa oksida yang stabil dan protective terhadap serangan korosi”

Mari kita lihat pelan-pelan…………

Kata “Titanium”, huruf depan tidak boleh huruf besar. Kata depan boleh huruf kapital jika di awal kalimat.
Penggunaan tanda baca koma (,) diletakan untuk menandakan hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat
penggalan kata-kata “….disebabkan karena….”memiliki makna berganda. Kata sambung “karena” menghubungkan antara induk kalimat dan anak kalimat untuk perihal sebab akibat. Kata kerja pasif “disebabkan” menjelaskan sebab. Penggalan kata-kata tersebut harusnya “….disebabkan oleh….”
Terlalu banyak kata sambung “karena, yang, dan”. Umumnya kita menulis kalimat panjang dengan memperbanyak kata-kata sambung.
Kata bahasa asing tidak dibenarkan untuk digunakan dalam kalimat kalau sudah diterjemahkan dan dibuat kata baku bahasa Indonesia. Kata “protective” bisa diganti “protektif”

Kalimat penggalan makalah di prosiding dapat diubah oleh versi saya yaitu :

“Ketahanan logam titanium di lingkungan air laut disebabkan oleh kemampuan logam tersebut untuk membentuk senyawa oksida yang stabil dan protektif terhadap serangan korosi”.

Ok, terima kasih atas perhatiannya. Kalau kurang sempurna atau salah penjelasannya, silahkan ke ahli bahasa. Saya hanya berdasarkan pengalaman menulis.