jualan

jualan

SELAMAT DATANG DI BLOGGER MATERIAL & E-BOOK

Selamat datang rekan-rekan blogger dan pemerhati bidang material dan logam.
Website ini berisi semua hal yang berhubungan dengan material dan logam. Saya menyediakan informasi E-book khusus material dan logam yang cocok bagi para mahasiswa, dosen,peneliti dan pemerhati.

Khususnya rekan-rekan yang bekerja di Industri, riset dan development yang berhubungan dengan produk logam dan manufaktur serta korosi jika ada troubleshooting atau masalahteknis "Jangan segan-segan" untuk kontak saya.


Mohon melalui kontak e-mail saja, Insya Allah akan direspons

Dr. Eng. Gadang Priyotomo, ST, M.Si.
(Peneliti Material & Korosi)
Puslit Metalurgi dan Material (P2M2) -LIPI
Kawasan PUSPIPTEK Gd.474 Serpong Tangerang Selatan Banten Indonesia
HP. 0858-8863-6002
Pin. BB : 7ED20F5E

E-mail : gadangp@gmail.com atau onlinemtrl@gmail.com


Minggu, 06 Desember 2009

PEMBERSIHAN KARAT BAJA KARBON DENGAN METODE KIMIA (CHEMICAL CLEANING)


Bahan-bahan :
  1. 500 mL Asam klorida (HCL) sp.gr.1.19
  2. 3,5 gram Hexamethylene tetramine (inhibitor)
  3. Beaker glass ukuran 500 mL
  4. beaker glass /gelas ukur ukuran1000 mL
  5. Container gelas/plastic untuk mencelupkan benda uji ke larutan
  6. Sarung tangan plastik
  7. Masker
  8. Kacamata pelindung


Prosedur kerja :
  1. Campurkan 500 mL HCL dengan 3,5 Hexamethylene Tetramine (inhibitor) di dalam beaker glass ukuran 500 mL. kemudian campurkan air aquades hingga 1000 mL. (Ingat bahwa jangan mencampur air aquades ke dalam asam, namun Asam dicampur ke dalam air secara perlahan-lahan)
  2. Siapkan sarung tangan plastic dan masker, lebih baik lagi kalau ada kacamatan bening plastik (uap asam cukup berbahaya)
  3. Siapkan container gelas untuk diisi larutan campuran seperlunya. Celupkan benda uji, kemudian usap-usap dengan kapas ke benda uji (batang stainless steel ukuran kecil dililitkan kapas). Usapkan pelan-pelan hingga karat-karat terlarut dan hilang (waktu ekspos 1-3 menit) jangan terlalu lama, karena akan merusak/memakan logam itu sendiri.
  4. Setelah permukaan benda bersih (permukaan berwarna keperakan), angkat segera dan bersihkan dengan air mengalir (keran air) selama 30-40 detik.
  5. Setelah itu usapkan dengan alcohol/acetone agar kotoran yang melekat hilang dan keringkan dengan “hair dryer” hingga kering.
  6. Benda sudah bersih dan siap untuk dipakai kembali

Senin, 09 November 2009

Pengetasan hidrogen pada Nikel Alloys sebagai intermetallic compounds


Generally, Intermetallic compounds are brittle and high melting point. They offer a combination between ceramic and metallic properties when hardness and/or resistance to high temperatures are important factor. They exhibit low toughness and poor fabricability. The binary compound Ni3Si with an L12 structure exhibit an increasing yield stress with increasing temperature and good oxidation resistance. The restricted usage of the cast condition is generally applied for engineering structural material. Effort to improve the ductility of Ni3Si by ternary substituted alloying revealed that Ti substitution for Si Significantly enhanced the room-temperature ductility of the compound1. Up to 11% Ti dissolves in Ni3Si. A Ni3(Si,Ti) alloy with L12 structure is commonly used as a high temperature structural material and also considered as a basic composition for all of further modified intermetallic compounds. However, Ni3(Si,Ti) alloy has been shown to be very susceptible to the environmental embrittlement at ambient temperature2. A number of studies have been investigated to explain the embritllement mechanism related to intermetallic compounds. Takasugi et al2. has suggested that the moisture-induced embrittlement of Ni3(Si,Ti) alloy is caused by decomposition of moisture on alloy surface including exposed grain boundaries, and subsequent micro-processes of permeation into alloy, migration and condensation of atomic hydrogen to grain boundaries in front of a propagating micro crack. Boron can segregate to grain boundaries and suppresses intergranular fractures in many steels and Ni-Based alloys3. Boron is assumed to penetrate along the grain boundaries, to enrich at the grain boundaries and then to affect the mechanical properties4. The addition of Boron in Ni3(Si,Ti) can enhance the ductility, both in air and in vacuum.

All research in which had conducted almost 20 years still concerned about the harmful hydrogen aspect. This element released from aqueous solution, moisture in surrounded air, and hydrogen gas. Some studies so far showed that the fracture of intermetallic compounds including various Ni3(Si,Ti) alloys only considered the mechanical property such as ductility, ultimate tensile stress, yield stress, elongation in various environment mostly in air, distilled water, and hydrogen gas 1,2,5,6. The effect of boron (50 ppm) doping and dislocations had been investigated7

Reference :

[1]. K.S.Kumar, C.T.Liu, J.L.Wright., Intermetallics 4 (1996) 309
[2]. T.Takasugi, M.Wada, Y.Kaneno, H.Inoue., Materials Science and Engineering A329-331 (2002) 523.
[3]. Mulford, R.A., Embrittlement of Engineering Alloys, ed. C.L. Briant and S.K. Banerji. Academic Press, New York, 1983,p.1
[4]. T.Takasugi, C.T.Liu, L.Heatherly, E.H.Lee & E.P.George., Intermetallics 6 (1998) 369.
[5]. C.L.Ma, T.Takasugi,S., Hanada., Journal of Materials Sceince 32 (1997) 5478
[6]. T.Takasugi, S.Hanada., Mat.Res.Symp.Proc.Vol.552 (1999). KK6.5.2
[7]. C.L.Ma, T.Takasugi, S.Hanada., Acta mater. Vol.44. No.4 (1996). 1349

Sabtu, 31 Oktober 2009

Undangan Seminar Material Metalurgi (SMM) 2009 di PUSPIPTEK Serpong Tangerang

Tema Seminar

"Penguatan Riset Material dan Metalurgi Menuju Industri yang Ramah Lingkungan"

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang merupakan bahan baku yang penting baik secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai macam industri seperti manufaktur, transportasi, elektronik dan lain-lain. Hal ini memberikan peluang bagi munculnya berbagai industri dari industri hulu sampai industri hilir.
Proses-proses konversi bahan baku yang berlangsung di industri selain menghasilkan produk bermanfaat juga berpotensi mempengaruhi lingkungan. Perkembangan industri dan kelestarian alam, merupakan dua sisi yang mesti dijaga keberlangsungannya. Dalam rangka menjaga keharmonisan antara perkembangan industri dan kelestarian lingkungan maka diperlukan inovasi teknologi yang ramah lingkungan.
Peneliti dan praktisi, khususnya di bidang material dan metalurgi, merupakan salah satu pihak yang dianggap berkompeten untuk mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan.
Seminar Material dan Metalurgi ini diharapkan mampu menyumbangkan hasil-hasil penelitian berupa teknologi yang ramah lingkungan sehingga di masa depan tercapailah harmonisasi antara industri dan lingkungan. Seminar Material dan Metalurgi ini akan dihadiri oleh para peneliti dan praktisi dari berbagai instansi penelitian, perguruan tinggi dan industri

Tujuan Kegiatan

  1. Memberi wadah bagi penyampaian ide, gagasan, solusi dan diskusi untuk kemajuan industri nasional yang ramah lingkungan, khususnya pada industri berbasis metalurgi.
  2. Memberi pedoman masukan bagi aspek penelitian dan pengembangan di bidang metalurgi Indonesia yang sejalan dengan tuntutan industri nasional.

Rencana Kegiatan

Keynote Speaker
  1. Dr. Ir. Sunara Purwadaria (Ketua Program Studi Metalurgi ITB)
  2. Ir. Moh. Gempur Adnan (Deputi Kementrian Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan)
     
Presentasi Ilmiah
Makalah-makalah yang dipresentasikan diputuskan berdasarkan seleksi terhadap abstrak lengkap (extended abstract) yang masuk. Hasil seleksi akan diberitahukan kepada peserta maksimal satu minggu setelah penyerahan abstrak.
Poster dan Pameran
Makalah yang tidak termasuk dalam daftar makalah yang dipresentasikan akan dipamerkan pada sesi poster. Pameran terdiri atas stand-stand para sponsor, perusahaan, dan industri yang akan memamerkan produk-produk atau jasa unggulan mereka.
Diskusi Panel
Pada sesi akhir setelah presentasi ilmiah akan dilakukan diskusi panel berkaitan dengan tema seminar. Acara ini akan menampilkan panelis dari perwakilan Instansi Penelitian, Perguruan Tinggi dan Industri.

Peserta Seminar

Peserta Seminar Material Metalurgi 2009 terdiri dari pemakalah dan peserta pendengar dari berbagai kalangan seperti:
      1. Perguruan Tinggi
      2. Lembaga Penelitian dan Pengembangan
      3. Instansi Pemerintah
      4. Industri

Ruang Lingkup Makalah

Adapun makalah peserta (dipresentasikan boleh dalam bentuk poster dan diprosidingkan) mencakup topik-topik:
GRUP A
  1. Mineral processing, mineral dressing
  2. Mineral characterization
  3. Chemical / Extractive metallurgy
  4. Material Recycling
     
GRUP B
  1. Material design
  2. Material processing
  3. Modeling of material design or processing
  4. Application of advanced materials
     
GRUP C
  1. Material analysis and characterization
  2. Material failure analysis
  3. Corrosion analysis and protection
  4. Progress in the technology for material analysis
     

Target Keluaran

  1. Dokumen Majalah Metalurgi edisi khusus yang akan diterbitkan Februari 2010
  2. Dokumen Prosiding Metalurgi edisi khusus yang akan diterbitkan Februari 2010

Pelaksanaan Seminar

Hari/Tanggal    : Rabu / 2 Desember 2009
Waktu             : 08.00 - 16.00 WIB
Tempat           : Graha Widya Bakti DRN, Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang 15314, 
                        Banten

Tanggal-Tanggal Penting

18 November 2009:
Batas akhir pendaftaran dan pemasukan abstrak lengkap (extended abstract)
25 November 2009:
Batas akhir pembayaran biaya seminar dan Prosiding (bagi yang memesan)
Batas akhir pemasukan makalah lengkap (full paper)

Ketentuan-Ketentuan

Abstrak Lengkap (Extended Abstract)
  1. Abstrak dibuat dalam ukuran A4 terdiri dari judul, nama dan afiliasi, isi abstrak dan kata kunci.
  2. Semua huruf memakai jenis Times New Roman.
  3. Judul memakai Font 12 Bold
  4. Nama, afiliasi dan alamat, isi dan kata kunci memakai Font 10
  5. Isi menggunakan spasi tunggal, memuat kurang lebih 400 kata
  6. Abstrak harus memuat latar belakang, tujuan penelitian, prosedur percobaan, hasil percobaan, pembahasan, prospek dan tindak lanjut
  7. Sertakan satu buah gambar yang mewakili hasil percobaan
  8. Abstrak dibuat dalam bentuk berkas .doc dan dikirimkan ke alamat e-mail: seminar@metalurgi.lipi.go.id atau diserahkan langsung ke sekretariat
     
Makalah Lengkap
  1. Makalah ditulis dalam ukuran A4 menggunakan spasi 1,5.
  2. Makalah terdiri dari Judul, Nama, Afiliasi Dan Alamat, Abstrak, Kata Kunci, Pendahuluan, Teori Dasar (jika ada), Percobaan, Hasil Percobaan, Pembahasan dan Kesimpulan dan Saran.
  3. Panduan lengkap penulisan makalah dapat diunduh di sini.
  4. Makalah dibuat dalam bentuk berkas .doc dan dikirim ke alamat email seminar@metalurgi.lipi.go.id atau diserahkan langsung ke sekretariat.
     
Poster
  1. Poster harus dibuat sendiri oleh peserta dalam bentuk hard-copy dan diserahkan ke panitia selambat-lambatnya pada saat sebelum acara seminar dimulai pada tanggal 2 Desember 2009.
  2. Poster dibuat pada kertas ukuran A1 posisi portrait atau enam buah kertas ukuran A4 posisi landscape memuat informasi yang lengkap terhadap isi makalah secara keseluruhan.
  3. Poster terdiri dari Judul, Nama dan Afiliasi, Abstrak, Pendahuluan, Percobaan, Hasil Percobaan, Pembahasan, Prospek dan Tindak Lanjut.
     

Pendaftaran

Biaya yang dikenakan untuk mengikuti Seminar Material dan Metalurgi 2009 adalah:
      Rp 200.000,- untuk Pemakalah
      Rp 100.000,- untuk Pendengar
Untuk pemesanan Prosiding Seminar dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 200.000,-.
Biaya langsung ditransfer ke rekening Seminar Material Metalurgi 2009 sebagai berikut:
      Bank Mandiri Cabang Kantor Kas Serpong
      a.n. Murni Handayani
      No. Rek. 128 000 5779563

Untuk konfirmasi transfer dapat dilakukan dengan mengirimkan SMS ke nomor 02192374944 (Indah) atau 02193849360 (Rini) atau dengan mengirimkan email ke alamat seminar@metalurgi.lipi.go.id dengan judul "Konfirmasi Transfer Biaya Seminar Material Metalurgi 2009".
Untuk memudahkan panitia, bukti transfer harap dikirimkan melalui fax ke nomor 021 7560553.
Pendaftaran online dapat dilakukan dengan mengisi Formulir Pendaftaran atau datang langsung ke sekretariat.

Sekretariat
Pusat Penelitian Metalurgi - LIPI
Kawasan PUSPIPTEK Gd. 470, Serpong, Tangerang
Telp. 021-7560911, Fax. 021-7560553
Email: seminar@metalurgi.lipi.go.id
Indah (021-92374944), Rini (021-93849360)

Selasa, 06 Oktober 2009

Redaksi Majalah KOROSI mengundang para pemakalah untuk berpartisipasi.


TIM REDAKSI MAJALAH KOROSI MASIH MENERIMA KARYA TULIS ILMIAH UNTUK EDISI CETAK OKTOBER 2009 DAN APRIL 2010. PENULIS TIDAK DIKENAI BIAYA APAPUN, JIKA BERMINAT KIRIMKAN TULISAN ANDA KE: korosi_magz@yahoo.com .

UNTUK LEBIH DETAILNYA TENTANG MAJALAH KOROSI :

MAJALAH KOROSI ADALAH SALAH SATU MAJALAH DI PUSAT PENELITIAN METALURGI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI) YANG TERBIT SETIAP 6 BULAN SEKALI

MAJALAH KOROSI TERAKREDITASI B DENGAN :
- NO. AKREDITASI : 87/Akred-LIPI/P2MBI/5/2007
- ISSN 0126 – 3579

CONTACT PERSON : IDA (021 – 7563205)



PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH MAJALAH KOROSI

Cara penulisan:
Karya tulis ditulis dengan jarak 1 spasi, menggunakan perangkat lunak MS WORD diatas kertas HVS ukuran A4 dengan margin kiri dan kanan 2.5 cm, atas 2.2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf Times new roman (TNR) ukuran 12. Jumlah halaman minimum 5 dan maksimal 15 halaman. Tabel dan gambar dibuat sejelas mungkin, diberi nomor urut, disusun pada badan tulisan dengen keterangan yang dapat dimengerti. Untuk isi tabel dapat digunakan font arial 10, dan untuk judul tabel dapat digunakan font Times New Roman ukuran 11.
JUDUL (CENTER TNR 14 BOLD)
Nama penulis tanpa gelar (center TNR 11 BOLD)
Alamat tempat kerja penulis (center TNR 11 regular)
 




Intisari (TNR 11 bold)           
Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku tidak lebih dari 250 kata dan menjelaskan isi karangan/ tulisan. (TNR 10 regular)

Kata Kunci: (TNR 10 regular)
minimal 5 kata      
 


Abstract (TNR 11 bold Italic)
Ditulis dalam bahasa Inggris yang baku tidak lebih dari 250 kata dan merupakan terjemahan dari Intisari
Keyword (TNR 10 Italic)
minimal 5 kata





1. PENDAHULUAN
Menggambarkan pokok permasalahan atau latar belakang masalah yang terjadi berkaitan dengan isi tulisan.
2. LATAR BELAKANG TEORI
Mengungkapkan permasalahan yang terjadi pada teori-teori dari daftar pustaka, dan dibuat dengan tanda (1) dimana 1 menunjukan nomor dalam daftar pustaka. Istilah dalam bahasa asing dan simbol matematika ditulis dengan menggunakan huruf miring.
3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan informasi teknis, menjelaskan mengenai metode dan standar yang digunakan bila ada,
3.1. Persiapan Bahan dan Bneda Uji
Berikan keterangan yang jelas mengenai bahan yang digunakan, bentuk dan ukuran benda uji

3.2 Penelitian

Gunakan diagram alir penelitian berisi penjelasan mengenai teknik pelaksanaan penelitian atau kasus dilapangan beserta hasil dan kajiannya.

4.   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini bisa dibagi menjadi dua yang terdiri dari:
4.1 Hasil Penelitian
Menjelaskan hasil yang diperoleh dari penelitian ini berupa tulisan data/tabel, gambar, grafik dan sebagainya.
4.2 Pembahasan
Membahas hasil penelitian dengen menggunakan bahasa ilmiah yang berkaitan dengan latar belakang teori serta acuan yang dibaca.
5. KESIMPULAN
Uraian singkat berdasarkan hasil dari penelitian atau kasus lapangan yang disarikan dari pembahasan.
6. UCAPAN TERIMA KASIH (jika ada)

7. DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka disusun dengan nomor berurutan dengan font TNR 11:
Buku: penulis (nama dan inisial), tahun, judul Buku (italic), edisi, penerbit, kota terbitan,halaman.
misalnya: Uhlig, H.H., 1991, Corrosion and Cor-rosion Control, 3rd ed., John Willey & Sons, Singapore 317.
Jurnal/majalah: Penulis (nama dan inisial), nama jurnal/majalah (italic), Volume(nomor),halaman. misalnya: Nishimura, R., and Kudo, 1989, Cor-
rosion, 45 (4) 308-316.
Prosiding: (Nama dan inisial), Tahun, judul
karangan, inisial dan nama editorm judul buku (italic), penerbit, kota terbitan, halaman.
Misalnya: Kaesche, H., 1994, Testing of Stress
Corrosion Cracking of Low Alloy Steel in High Temperature, High Pressure Water, R.N. Parkins.
Ed, Life Prediction of Corrodible Structures, Vol. II, NACE International, Houston, 1050-1052.
Internet: penulis, tahun terbit atau revisi judul si-
tus (website), alamat URL situs.
Misalnya: Anonym, 1997, Mangrove, http://
www.mangrove-f.org/mangrove.htm.



Kamis, 17 September 2009

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 H

Assalamualaikum Wr.Wb

Kami staf pengelola blog "Logam dan E-Book" mengucapkan :

Selamat hari raya idul fitri 1430 H 2009, minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan bathin.

Jika dalam penyajian artikel -artikel kami ada yang tidak berkenan baik disengaja maupun tidak sengaja, mohon maaf sebesar-besarnya. Semuanya hanya untuk kepentingan penyebaran ilmu pengetahuan.

Wassalam,

Rabu, 09 September 2009

Lowongan Menjadi Peneliti dan administrasi di Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI tahun 2009

Kepada Rekan rekan

Jika anda tertarik menjadi pegawai negeri sipil di Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI khususnya Staf peneliti dan adiministrasi tahun 2009 mulai tanggal 3 sepetember 2009. Total lowongan 4 orang. Silahkan klik link di : http://www.cpns.lipi.go.id/


NO JABATAN KATEGORI STRATA BIDANG JUMLAH

1. Kandidat Peneliti Bidang Metalurgi Ekstraksi peneliti S1 Teknik Metalurgi 1
2. Kandidat Peneliti Bidang Konservasi Bahan peneliti S1 Kimia 1
3. Penata Laporan Keuangan administrasi S1 Ekonomi (Akuntansi) 1
4. Kandidat Peneliti Bidang Konservasi Bahan peneliti S1 Teknik Metalurgi 1

TOTAL 4  

Rabu, 26 Agustus 2009

pengujian sederhana dengan melihat posisi sampel (celup sempurna, setengah celup, tidak tercelup)

Observasi dasar sederhana  perbedaan prosentase karat akibat posisi sampel di lingkungan
Metode pendekatan pengujian berstandar NACE TM-01-69 dilakukan secara skala laboratorium. Pengujian ini merupakan pendekatan kejadian sebenarnya yang dipercepat dengan konsentrasi 5%wt NaCl dan suhu 400C. Tujuan pengujian ini untuk melihat kondisi permukaan lapisan nikel krom dengan tiga kondisi berbeda yaitu :
  1. Daerah tercelup penuh
  2. Daerah setengah tercelup
  3. Daerah di atas permukaan larutan
 Terlihat pada Gambar 1 merupakan skema dasar sederhana pengujian dengan pendekatan metode NACE TM-01-69. Tiga sampel ditempatkan pada suatu ruang bersistem tertutup (close system) agar uap larutan akan berkodensasi kembali ke larutan. Larutan menggunakan NaCl 5wt%, temperatur larutan dijaga hingga 40 derajat celsius. Durasi pengujian hingga 360 jam.
Metode evaluasi menggunakan ASTM D 1654 untuk melihat prosentase karat di permukaan sampel

 Gambar 1. Skema dasar pengujian


Pada Tabel 1 terlihat nilai perbedaan ketebalan terbesar adalah 2.8 µm sehingga tidak ada nilai ketebalan spesimen yang turun draktis. Secara umum, Daerah karat terbesar pada daerah setengah celup dimana posisi sampel tercelup setengah dengan kisaran 2,14 persen. Daerah di atas permukaan air larutan panas juga mengalami perambatan karat dengan daerah karat terbesar 0.32%. Prosentase daerah karat terkecil pada daerah tercelup penuh berkisar 0.18%

 



Pengujian simulasi berstandar NACE TM-01-69 memberikan indikasi prosentase karat  terberat pada sampel pada posisi setengah tercelup 2.14%. Sampel tercelup sempurna memiliki prosentase karat terkecil 0.18% sedangkan prosentase karat tertinggi sampel di atas permukaan larutan berkisar 0.31%. Simulasi ini memberikan pendekatan kejadian sebenarnya. Daerah “splash zone“ merupakan daerah diantara larutan dan udara. Daerah ini fenomena karat terparah.

 Gambar 2. Grafik prosentase karat di berbagi posisi sampel.

Gambar 2 memperlihatkan secara jelas bahwa kerusakan terparah pada daerah setengah tercelup kemudian disusul dengan daerah yang terpapar uap panas NaCl dan sampel tercelup sempurna. Larutan NaCl mengandung ion klorida (Cl) yang dapat merusak lapisan oksida yang diwakili oleh Cr2O3 pada lapisan Cromium (layer atas) setelah Nikel. Namun peran oksigen juga sangat penting untuk mempercepat reaksi tersebut. tingkat oksigen (Oxygen level ) di dalam larutan lebih rendah dibandingkan sampel yang terpapar uap larutan. Namun pertimbangan peranan oxygen level pada posisi sampel setengah celup dapat dipertegas dengan pendekatan kegagalan differential oxygen (aeration) corrosion . Adanya dua lingkungan berbeda (Beda tingkat oksigen) dalam satu bulk sampel bertendensi mempercepat terjadinya korosi dimana daerah yang level oxygen rendah cenderung akan terkorosi (anoda) dibandingkan level tinggi. Namun kita harus memandang secara komprehensif kegagalan korosi tersebut yaitu adanya perbedaan oxygen level, adanya ion agresif klorida (Cl) dan suhu larutan yang meningkat.







Selasa, 02 Juni 2009

Rencana penelitian peta Daerah rawan KOROSI di DKI Jakarta dan sekitarnya

Di Tahun 2009, saya akan merencanakan untuk mengadakan penelitian mengenai daerah-daerah rawan KOROSI di DKI Jakarta khususnya tipe korosi atmosfirik.
Korosi Atmosfirik merupakan jenis korosi dimana lingkungan udara sekitar menjadi perhatian yang akan mempengaruhi kinerja material tersebut. Lingkungan dapat dibagi empat daerah :
1. Daerah Rural
2. daerah Urban
3. daerah Industri
4. Daerah maritim

Masing-masing daerah mempunyai karakter dan tingkat korosi yang berbeda. Seperti daerah DKI jakarta dan sekitarnya termasuk katagori tersebut.

Dalam rencana penelitian ini, cukup sederhana pelaksanaannya, namun membutuhkan analisa yang komprehensif. Kita bisa membandingkan material logam telanjang, material logam dilapis logam dan material dilapis cat/organic coating dengan waktu ekspos 1, 2, 3, 4 dan 5 tahun. Standar yang digunakan adalah ISO, ASTM, dll

Saya sempat ditanya oleh klien, apakah bisa dengan menggunakan Uji Kabut garam akan bisa memprediksi umur material di lapangan. Saya kira tidak bisa, karena variabel di udara seperti kelembaban, curah hujan, intensitas sinar matahari, angin, polutan (SOx,NOx,CO,CO2,dll).

Ini merupakan kesempatan cukup baik bagi para industri cat, metallic coating, dll, untuk menguji perfoma material secara real time di lapangan daerah DKI Jakarta dan sekitar di berbagai titik "Rak penempatan sampel" khususnya outdoor.

Kemungkinan kerjasama dengan BMG dan dinas lingkungan hidup DKI Jakarta juga akan dilakukan untuk mendapatkan data-data sekundaer pendukung penelitian

Kemungkinan pertengahan tahun ini, saya akan merumuskan proposal penelitian, silahkan saja jika tertarik dan berdiskusi via e-mail.

Terima kasih




Kamis, 23 April 2009

Pengujian Kabut Garam (Salt Fog Test)

(Alat uji kabut garam milik P2M-LIPI Bidang Konservasi Bahan)


Pengujian kabut garam (Salt fog Test) merupakan tipe pengujian korosi yang dipercepat (Accelerated Corrosion Testing). Standar ujinya adalah ASTM B117, atau JIS K5400. Tujuan dari tipe pengujian ini yaitu untuk mensimulasikan di dalam lab perfoma sifat korosi suatu produk. Biasanya untuk pengujian produk-produk baru misalnya metallic coating material, new painting coating material dsb. Namun dingat bahwa pengujian kabut garam tidak sama sekali mewakili sepenuhnya kondisi lingkungan yang akan mempengaruhi komponen tersebut.

Sehingga hasil dari data-data pengujian kabut garam secara luas digunakan untuk spesifikasi data pengujian suatu produk, technical literature sebagai standar penerimaan komponen untuk konsumen.

Banyak para customer di industri yang menanyakan apakah bisa suatu alat uji kabut garam bisa memprediksi kapan terjadinya korosi pada lingkungan luar, jawabannya jells tidak bisa, ini karena lingkungan luar tidak hanya mengandung garam sodium klorida (NaCl) namun banyak sekali factor-fakornya antara lain humiditas, curah hujan, palutan (Sox, NOx, hydrocarbon) dan sebagainya. Sehingga sulit mengatakan bahwa dengan X jam simulasi mewakili Y tahun di lingkungan luar. Untuk menguji kapan terjadinya korosi di material harus diuji dan diekspos di lingkungan luar sesuai dengan standar ISO 9223.

Terima kasih


Senin, 23 Maret 2009

Cairan untuk identifikasi awal untuk grade stainless steel


Gambar 1. Stainless steel tipe 304, warna merah dipermukaan akibat reaksi dengan larutan indikator


Gambar 2. Stainless steel tipe 316, warna merah tidak kelihatan dipermukaan akibat reaksi dengan larutan indikator

Kebetulan saya di laboratorium, coba-coba meramu campuran larutan dengan konsentrasi tertentu, sekarang masih tahap percobaan kecil. Percobaan ini memberikan suatu identifikasi awal melalui perbedaan warna di permukaan logam stainless steel untuk melihat performa stainless steel tanpa harus menguji komposisi kimia dengan bantuan alat uji ARL Spectrometer. Uji tetes namanya, dengan meneteskan 1 drop ke permukaan kemudian bereaksi dengan logamnya. Informasi yang dapat diberikan adalah :

1. Mengklasifikasikan digrade mana stainless steel itu berada, apakah austenitic SS, Ferritic SS, Martensitic SS (masih tahap pengembangan database)

2. Klasifikasi ini dapat dibantu/diperkuat dengan Uji magnet.
3. Dapat mensortir material SS yang dapat diklasifikasikan dengan melihat kadar nikel. biasanya untuk scrap-scrap.
4. Untuk mengindikasikan material khususnya austenitic Stainless steel seri 3XX tersensitasi atau tidak.