jualan

jualan

SELAMAT DATANG DI BLOGGER MATERIAL & E-BOOK

Selamat datang rekan-rekan blogger dan pemerhati bidang material dan logam.
Website ini berisi semua hal yang berhubungan dengan material dan logam. Saya menyediakan informasi E-book khusus material dan logam yang cocok bagi para mahasiswa, dosen,peneliti dan pemerhati.

Khususnya rekan-rekan yang bekerja di Industri, riset dan development yang berhubungan dengan produk logam dan manufaktur serta korosi jika ada troubleshooting atau masalahteknis "Jangan segan-segan" untuk kontak saya.


Mohon melalui kontak e-mail saja, Insya Allah akan direspons

Dr. Eng. Gadang Priyotomo, ST, M.Si.
(Peneliti Material & Korosi)
Puslit Metalurgi dan Material (P2M2) -LIPI
Kawasan PUSPIPTEK Gd.474 Serpong Tangerang Selatan Banten Indonesia
HP. 0858-8863-6002
Pin. BB : 7ED20F5E

E-mail : gadangp@gmail.com atau onlinemtrl@gmail.com


Senin, 03 Desember 2012

Baut-baut BerKARAT Diduga Penyebab runtuhnya terowongan di JEPANG


Tokyo - Penyebab runtuhnya terowongan Sasago di Jepang yang menewaskan 9 orang, sedikit demi sedikit mulai terkuak. Operator terowongan tersebut menyatakan, sejumlah baut yang ada pada lempengan baja terowongan, ternyata hilang atau tidak ada pada tempatnya saat kejadian.

"Ada sejumlah baut pada lempengan baja yang terlepas dari tempatnya," ujar juru bicara operator terowongan, Central Japan Expressway Company (NEXCO-Central), Ryoichi Yoshizawa, seperti dilansir CNN, Selasa (4/12/2012).

Namun sayang tidak disebutkan lebih lanjut ada berapa jumlah baut yang hilang. Tidak diketahui pasti bagaimana baut-baut tersebut bisa terlepas. Yang jelas, baut-baut tersebut berfungsi sebagai pengaman pada setiap lempengan baja yang menjadi penutup atau atap terowongan.

"Baut-baut yang telah berkarat atau lempengan baja yang menua bisa jadi penyebab paling mungkin dari insiden tersebut," tutur Yoshizawa.

Lebih lanjut, Yoshizawa menyatakan, pemeriksaan rutin telah dilakukan terhadap terowongan yang dibuka pada 1977 silam tersebut. Namun pemeriksaan tersebut lebih kepada pemeriksaan visual, bukan pemeriksaan fisik.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Pusat Keamanan Ostuki pada NEXCO, Motohiro Takamisawa. Menurut Takamisawa, penyebab paling mungkin dari insiden tersebut ialah baut pengaman yang seharusnya terpasang pada lempengan baja di bagian atas terowongan.

"Pada saat ini, kami menduga bahwa baut-baut pengaman di bagian atas terowongan telah longgar," ucapnya kepada wartawan di lokasi kejadian. Ditambahkan Takamizawa, baut-baut tersebut memang belum pernah diganti sejak terowongan tersebut pertama dibuka pada akhir tahun 70-an. 

Pasca insiden yang terjadi pada Minggu (2/12) ini, otoritas memerintahkan dilakukannya inspeksi mendadak pada 49 terowongan di Jepang, yang memiliki struktur bangunan sejenis dengan terowongan Sasago tersebut. Terdapat total 1.575 terowongan jalan raya di wilayah Jepang. Sekitar seperempat di antaranya berusia lebih dari 30 tahun, termasuk terowongan Sasago.

Terowongan sepanjang 4,7 kilometer ini membentang di sepanjang Jalan Tol Chuo yang terletak sekitar 80 kilometer arah barat kota Tokyo, yang menghubungkan ibukota Jepang itu dengan kota Nagoya. 

Kini, terowongan tersebut ditutup sementara karena aparat setempat masih berusaha membersihkan reruntuhan terowongan. Selain itu, juga telah dilakukan pemeriksaan mendetail untuk mencegah adanya insiden serupa di kemudian hari. Pihak NEXCO sendiri tidak yakin, kapan proses pemeriksaan tersebut akan selesai.

(Sumber : http://news.detik.com/read/2012/12/04/025048/2108388/1148/baut-baut-berkarat-diduga-penyebab-runtuhnya-terowongan-di-jepang?9922022 )


Komentar singkat :

Proses KOROSI merupakan proses alami yang terjadi di material khususnya logam saat beriteraksi dengan lingkungan. Kejadian tersebut memberikan sinyal bahwa begitu DAHSYAT dan BAHAYA-nya efek dari KOROSI tersebut. Jika kita menyimak berita di atas beberapa point kita ambil :

Masalah Inspeksi 

Inspeksi yang dilakukan hanya visual saja tanpa melakukan sama sekali pengujian fisik. Saya kaget.., karena standar keamanan di jepang relatif tinggi, namun bisa KECOLONGAN hal-hal seperti ini, seperti MENGABAIKAN 

Selain pengujian visual dengan mata telanjang, kita juga harus melakukan pengujian fisik seperti pengujian kekerasan secara portable. Seiring dengan waktu bagian baut misalnya nilai kekerasan akan menurun karena faktor lingkungan akibat adanya proses oksidasi. Kita harus bandingkan antara nilai kekerasan logam saat pemasangan dan saat ini. Kita check SAFETY FACTOR-nya sudah melebihi atau belum. Kemudian kita bisa melakukan inspeksi RADIOGRAFI untuk mendeteksi keretakan baik di baut dan lempeng akibat beban statis yang ditanggung oleh komponen ini.

Masalah lingkungan 

Jika saya lihat dari berita, adanya baut-baut yang hilang dan berkarat, ini masalah desain awal untuk material dan konstruksi. Jika antara baut dan lempeng utama tidak sama jenis logamnya, ada semacam terbentuknya KOROSI GALVANIS, misalnya logam lempengnya Baja Stainless steel sedangkan baut Baja mild steel, yang lebih teroksidasi adalah bautnya karena perbedaan potensial yang tinggi. Kalau baut dan lempeng satu jenis material, kita bisa ungkap terjadinya korosi celah atau juga bisa diferential corrosion. Adanya celah antara baut dan lempeng logam membuat adanya perbedaan lingkungan Oksigen, sehingga harus adanya semacam seal atau karet. Desain konstruksi juga harus dilihat, mungkin karena lingkungan yang lembab hingga adanya uap air yang masuk ke celah dan tergenang disana.

Kalau kita melihat kondisi lempengan baja yang menua, Setiap material kontruksi memang harus mempunyai semacam life time ( umur usia) maksimum dengan nilai safety factor tertentu dengan melihat banyak pertimbangan. Apalagi lempeng ini sebagai penunjang /pengaman beton di langit-langit torowongan. Saya menduga ada semacam beban statis dari beton ke lempeng baja. Seiring dengan waktu kekuatan lempeng baja akan menurun karena efek lingkungan. Kalau misalnya inisiasi kejadian dari lempeng baja, maka kita bisa sebutkan adanya KOROSI RETAK TEGANG ( Kombinasi korosi antara lingkungan dan beban mekanik dari luar )

Perlu kita ketahui bahwa, kita bisa melihat adanya faktor lingkungan selain uap air yaitu POLUTAN dari asap kendaraan bermotor sebagai bahan ampuh mempercepat reaksi KARAT. Polutan seperti NO2, HC, SO2, dll.


Masalah ini sangat kompleks dan banyak pertimbangan berbagai aspek dalam penanganannya. Saya kira Pemerintah Jepang sangat tanggap dengan banyak tenaga ahli yang handal. Semoga ada hikmah untuk kita di Indonesia bahwa efek KOROSI / KARAT sangat berbahaya