Kutipan makalah ilmiah : Karakterisasi perbandingan material baja karbon rendah dan baja lapis seng di lingkungan klorida 5% dengan uji kabut garam, (penulis : Gadang Priyotomo, ST)
Di alam bebas, logam-logam ditemukan dalam bentuk senyawa-senyawa berupa bijih. Bijih tersebut dapat berupa oksida, sulfida, karbonat atau sennyawa lainnya yang lebih kompleks. Menurut hukum termodinamika logam akan stabil dalam keadaan energi bebas yang lebih rendah (DG). Namun karena logam sangat dibutuhkan oleh manusia maka dibentuk logam jadi dari bijih logam melalui berbagai proses sehingga ada unsur komersial atau unsur kegunaan bagi manusia terjadi. Namun menurut hukum termodinamika mengungkapkan kecenderungan logam jadi yang mempunyai tingkat energi bebas lebih tinggi berubah secara spontan ke energi yang lebih rendah di lingkungan sebagai oksida atau senyawa lainnya. Kondisi tersebut menciptakan suatu kegagalan material akibat degradasi secara elektrokimia di lingkungan yang dinamakan proses korosi.
Di lingkungan yang agresif terhadap kerusakaan logam sebagai contoh lingkungan pantai laut atau kondisi kadar klorida yang melebihi 3 % merupakan ancaman pada logam-logam komersial yang sering digunakan di bidang industri, transportasi dan sebagainya. Logam-logam komersial tersebut merupakan jenis ferrous seperti baja kadar karbon dan baja lapis seng, yang sering digunakan di berbagai bidang industri. Baja kadar karbon rendah digunakan sebagai bahan
Lapis lindung seng yang terdapat di permukaan logam dasar setelah diekspos 24 jam mengalami kerusakaan dan kehilangan lapisan di setiap sisi pelat. Semakin diekspos 48 hingga 72 jam, lapisan seng semakin rusak dan hilang. Pada ekspos 96 jam, lapisan tersebut hilang sama sekali, kemudian saat ekspos 196 jam kerusakaan terjadi pada logam dasar (host metal) ditandai dengan produk korosi yang berwarna merah bata diindikasikan sebagai fero oksida (Fe2O3)
Pada Gambar 3 terlihat bagian sisi pelat baja lapis seng mengalami proses korosi akibat sisi yang tidak dilindungi sehingga logam pelindung (seng) bersifat anodik dan baja bersifat katodik. Adanya lingkungan garam berkadar tinggi 5% maka lingkungan tersebut merupakan elektrolit. Adanya elektrolit dapat menyebabkan terjadinya sel karat. Karena potensial reduksi
Kesimpulan :
Baja lapis seng (baja galvanisasi) sangat rentan terhadap lingkungan korosif khususnya senyawa klorida. Ion klorida (Cl-) bertanggung jawab atas korosi. Lapisan seng tidak selamanya mulus atau bagus,adanya keretakan secara mikro dapat memberikan “efek sel korosi” antara seng dan baja. Proses handling dan shipping pada peralatan yang mengandung baja galvanisasi perlu diperhatikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar