JAKARTA--MICOM: Komposisi peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tidak sebanding dengan jumlah tenaga adminsitrasi. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2004-2009 Taufiq Effendi dituding sebagai penyebabnya.
Menurut Kepala LIPI Lukman Hakim, komposisi peneliti yang ideal di LIPI semestinya tiga peneliti berbanding satu orang administrasi. Yang terjadi saat ini jumlah tenaga administrasi lebih banyak dibandingkan jumlah peneliti.
"Ini karena pada jaman MenPAN Taufik dulu, pengangkatan karyawan baru yang diutamakan adalah yang berasal dari honorer. Kita kena imbasnya. Padahal, yang honorer itu kebanyakan pegawai rendah," ujar Lukman seusai acara pengukuhan tiga profesor riset baru di Jakarta, Selasa (18/9).
Kondisi ini diperparah dengan usia peneliti madya maupun peneliti utama yang banyak memasuki usia pensiun. Dia memperkirakan setiap tahunnya 150 orang peneliti di LIPI memasuki masa pensiun. Jumlah ini tak sebanding dengan perekrutan peneliti muda.
Kalaupun jumlah yang menggantikan mereka sama, LIPI masih membutuhkan waktu panjang untuk melatih mereka agar bisa produktif menghasilkan penelitian.
"Lima tahun pertama bekerja di LIPI itu akan dihabiskan dengan pelatihan untuk memupuk kemampuan mereka. Belum lagi tarikan dari pihak swasta dan negara tetangga. Tenaga yang sudah pensiun saja masih diincar oleh lembaga lain supaya meneliti di tempat mereka," imbuh Lukman.
Masalah lain yang dihadapi LIPI adalah menyangkut komposisi berdasarkan kompetensi. Menurutnya, komposisi ideal untuk penelitian terdiri dari satu profesor riset, dua peneliti madya, dan empat peneliti muda. (Din/OL-8)
(Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2012/09/18/349219/293/14/LIPI-Kekurangan-Peneliti-Akibat-Kebijakan-Pemerintah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan rekan-rekan pemerhati bidang material logam,manufaktur dan korosi untuk komentarnya.Kurang jelas hub saja di :
E-mail : gada001@lipi.go.id
HP : 08151636652