jualan
SELAMAT DATANG DI BLOGGER MATERIAL & E-BOOK
Selamat datang rekan-rekan blogger dan pemerhati bidang material dan logam.
Website ini berisi semua hal yang berhubungan dengan material dan logam. Saya menyediakan informasi E-book khusus material dan logam yang cocok bagi para mahasiswa, dosen,peneliti dan pemerhati.
Khususnya rekan-rekan yang bekerja di Industri, riset dan development yang berhubungan dengan produk logam dan manufaktur serta korosi jika ada troubleshooting atau masalahteknis "Jangan segan-segan" untuk kontak saya.
Mohon melalui kontak e-mail saja, Insya Allah akan direspons
Dr. Eng. Gadang Priyotomo, ST, M.Si.
(Peneliti Material & Korosi)
Puslit Metalurgi dan Material (P2M2) -LIPI
Kawasan PUSPIPTEK Gd.474 Serpong Tangerang Selatan Banten Indonesia
HP. 0858-8863-6002
Website ini berisi semua hal yang berhubungan dengan material dan logam. Saya menyediakan informasi E-book khusus material dan logam yang cocok bagi para mahasiswa, dosen,peneliti dan pemerhati.
Khususnya rekan-rekan yang bekerja di Industri, riset dan development yang berhubungan dengan produk logam dan manufaktur serta korosi jika ada troubleshooting atau masalahteknis "Jangan segan-segan" untuk kontak saya.
Mohon melalui kontak e-mail saja, Insya Allah akan direspons
Dr. Eng. Gadang Priyotomo, ST, M.Si.
(Peneliti Material & Korosi)
Puslit Metalurgi dan Material (P2M2) -LIPI
Kawasan PUSPIPTEK Gd.474 Serpong Tangerang Selatan Banten Indonesia
HP. 0858-8863-6002
Pin. BB : 7ED20F5E
E-mail : gadangp@gmail.com atau onlinemtrl@gmail.com
Kamis, 11 Juni 2015
Larutan SPOT TEST identifikasi logam stainless steel seri 304 dan 316 melalui warna
Penulis telah berhasil membuat prototype A-2, merupakan pengembangan prototype A-1 yang telah dikomersialkan, berupa larutan deteksi stainless steel seri 304 dan 316. Pengujian kualitatif dengan melihat visual warna, dimana warna MERAH mengindikasikan logam stainless steel seri 316 dan warna hijau pudar mengindikasikan logam stainless steel seri 304.
Pembuatan prototype ini, bertujuan untuk membantu para Usaha Kecil dan Menengah yang bergerak di bidang manufaktur dan sebagainya untuk menverifikasi secara cepat produk yang dibeli, tanpa harus menverifikasikan ke lembaga Uji.
Kadang para pengusaha UKM dan sebagainya merasa ragu akan produk yang dibeli, apakah stainless steel 304 atau 316, dikarenakan secara visual, dua logam tersebut sama dan identik.
TERTARIK........????????, silahkan kontak Penulis Blog ini
Kamis, 04 Juni 2015
Peneliti di Indonesia merupakan 1/2 relawan............
Mari kita telaah arti Peneliti versi wikipedia : individu-individu yang melakukan penelitian (meneliti) dengan menggunakan metode ilmiah. Seorang peneliti, bisa jadi adalah seorang ahli pada satu bidang atau lebih dalam ilmu pengetahuan. Sedangkan arti Relawan versi http://heartsofvolunteers.blogspot.com : Relawan adalah orang yang tanpa dibayar menyediakan waktunya untuk mencapai tujuan organisasi, dengan tanggung-jawab yang besar atau terbatas, tanpa atau dengan sedikit latihan khusus, tetapi dapat pula dengan latihan yang sangat intensif dalam bidang tertentu, untuk bekerja sukarela membantu tenaga profesional.
Kemudian pertanyaan kita bersama..., apa persamaan dengan Peneliti dan Relawan..??. Ohh..tentu ada. [1}. Mereka sama-sama profesional dibidangnya ; [2] Mereka sama-sama bertanggung jawab bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Kemudian..ada pertanyaan kembali, apa perbedaan antara Peneliti dan Relawan..??, Oh jelas ada..[1]. Peneliti bekerja mendapatkan salary setiap bulan, Relawan bekerja tidak mendapatkan salary apa-apa
Di sisi lain, dana riset di Indonesia masih berada di bawah nilai 1% APBN. Alokasi dana riset di APBN, kisaran 0,08% atau sekira Rp20 triliun pertahunnya. Jelas belum ideal jika ingin pengembangan dunia riset di Tanah Air tumbuh dengan baik. Namun Para Peneliti dituntut lebih tidak hanya memberikan output makalah nasional/internasional, paten dan prototipe, namun menjawab tantangan atau sebagai solusi masalah-masalah di masyarakat dan industri walaupun dana penelitian terbatas.
Lebih lanjut lagi, walaupun dana penelitian digelontorkan sebesar-besarnya dari pemerintah, namun tidak serta merta para peneliti "sumeringah" untuk menyambut tantangan tersebut. Hanya sekedar memenuhi "kewajiban" & "tupoksi" dan bukan dilevel "kebutuhan". Dana penelitian lewat begitu saja...,digunakan, dan selesai dalam satu tahun tanpa terasa. Artinya..berapapun nilai kegiatan 100,200,800 juta misalnya, tetap kita mendapatkan full salary yang "segitu-gitu" aja.
Ya..peneliti itu seperti 1/2 relawan. Dituntut bekerja secara profesional, dengan pendidikan setingginya,selalu tegar dan sabar jika ada pemotongan anggaran secara tiba-tiba ditengah penelitian namun masih kurang wajar dari "apresiasi" pemerintah. Sehingga diharap maklum jika para Peneliti masih :
* Mengharapkan "sisa-sisa" perjalanan dinas
* Masih "side job" di sela-sela pekerjaan sebagai peneliti.
* Mengembangkan keprofesional suatu bidang di luar kantor menjadi misalnya konsultan lepas dsb.
* Sudah mulai "JENUH" dengan rutinitas penelitian karena mulai ketatnya aturan-aturan anggaran, tuntutan lebih output & outcome dan kakunya mobilitas peneliti ke industri atau masyarakat.
Itu kenyataan di lapangan, jangan menutup mata, telinga dan hati. Namun bagaimana pemerintah bisa meng-apresiasikan lebih kepada Peneliti agar tidak jadi 1/2 relawan.
Saya sebagai Blogger, hanya menghela nafas selebar-lebarnya, mudah-mudahan lebih baik lagi.
Kemudian pertanyaan kita bersama..., apa persamaan dengan Peneliti dan Relawan..??. Ohh..tentu ada. [1}. Mereka sama-sama profesional dibidangnya ; [2] Mereka sama-sama bertanggung jawab bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Kemudian..ada pertanyaan kembali, apa perbedaan antara Peneliti dan Relawan..??, Oh jelas ada..[1]. Peneliti bekerja mendapatkan salary setiap bulan, Relawan bekerja tidak mendapatkan salary apa-apa
Di sisi lain, dana riset di Indonesia masih berada di bawah nilai 1% APBN. Alokasi dana riset di APBN, kisaran 0,08% atau sekira Rp20 triliun pertahunnya. Jelas belum ideal jika ingin pengembangan dunia riset di Tanah Air tumbuh dengan baik. Namun Para Peneliti dituntut lebih tidak hanya memberikan output makalah nasional/internasional, paten dan prototipe, namun menjawab tantangan atau sebagai solusi masalah-masalah di masyarakat dan industri walaupun dana penelitian terbatas.
Lebih lanjut lagi, walaupun dana penelitian digelontorkan sebesar-besarnya dari pemerintah, namun tidak serta merta para peneliti "sumeringah" untuk menyambut tantangan tersebut. Hanya sekedar memenuhi "kewajiban" & "tupoksi" dan bukan dilevel "kebutuhan". Dana penelitian lewat begitu saja...,digunakan, dan selesai dalam satu tahun tanpa terasa. Artinya..berapapun nilai kegiatan 100,200,800 juta misalnya, tetap kita mendapatkan full salary yang "segitu-gitu" aja.
Ya..peneliti itu seperti 1/2 relawan. Dituntut bekerja secara profesional, dengan pendidikan setingginya,selalu tegar dan sabar jika ada pemotongan anggaran secara tiba-tiba ditengah penelitian namun masih kurang wajar dari "apresiasi" pemerintah. Sehingga diharap maklum jika para Peneliti masih :
* Mengharapkan "sisa-sisa" perjalanan dinas
* Masih "side job" di sela-sela pekerjaan sebagai peneliti.
* Mengembangkan keprofesional suatu bidang di luar kantor menjadi misalnya konsultan lepas dsb.
* Sudah mulai "JENUH" dengan rutinitas penelitian karena mulai ketatnya aturan-aturan anggaran, tuntutan lebih output & outcome dan kakunya mobilitas peneliti ke industri atau masyarakat.
Itu kenyataan di lapangan, jangan menutup mata, telinga dan hati. Namun bagaimana pemerintah bisa meng-apresiasikan lebih kepada Peneliti agar tidak jadi 1/2 relawan.
Saya sebagai Blogger, hanya menghela nafas selebar-lebarnya, mudah-mudahan lebih baik lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)